Selasa, 27 Januari 2015

ARTIKEL DARBUKA APA ARTI ISTILAH ROLL ITU?


sebenarnya gak ada yg di sebut level pukulan, tapi jika yg dimaksud adalah "roll" sebagai salah satu teknik permainan, memang ada tingkatan tergantung intensitas (kerapatan) bunyinya.

sesuai dgn pelajaran musik, tingkatan ROLL dibagi menjadi -roll 1/16 dan roll 1/32. Roll yg paling umum 1/16, roll 1/32 sangat sulit dimainkan terkecuali jika temponya sedang agak lambat. Intensitas atau kerapatan pukulan dalam roll 1/16 yaitu 1 ketuk di bagi 4 (x . . . x . . . dst) ; sedangkan 1/32 berarti satu ketuk di bagi 8 (x . . . . . . . x . . . . . . . dst) tanda X disitu artinya pukulan yg jadi awal hitungan.

Untuk lebih memahami lagi tentang matematika hitungan ritmik bisa sedikit saya singgung disini tentang KETUKAN, PULSA, GROUPING dan BAR/MEASURE.

KETUKAN adalah bentuk nyata dari hitungan ritmik dalam satu siklus contoh dalam lagu 4/4 dirigen akan menyebutkan atau menyandikan hitungan 1 sampai 4 sebelum memulai lagu.

PULSA adalah bentuk Abstrak (tidak nyata berada dalam imajinasi) dari ketukan tersebut karena 4 ketuk tidak selalu berarti 4 pulsa, 4 ketuk itu bisa saja dibagi lagi jadi jadi 8 pulsa, 12 pulsa atau 16 pulsa. Definisi Pulsa adalah alternatif jumlah ketukan yg dimungkinkan untuk hadir dalam satu BAR. Istilah ini khusus saya gunakan untuk menjelaskan fungsi pulsa dalam siklus hitungan dasar dalam permainan solo.

GROUPING adalah pengelompokan pulsa contoh dalam siklus yg terdiri dari 12 pulsa bisa dikelompokan menjadi [ X . . x . . x . . x . .] disimbolkan menjadi 3+3+3+3 dan bisa juga dikelompokan menjadi [X . . . x . . . x . . .] disimbolkan menjadi 4+4+4 ; X=ketuk keras ; x=ketuk lembut. Pengelompokan ini bersifat bebas disesuaikan dengan kebutuhan

BAR/MEASURE adalah siklus hitungan, bila satu bar 4 ketuk maka hitungannya berakhir diangka 4 untuk kemudian diulang lagi dari 1.

Bicara mengenai pukulan single, double, triple dan quadruple itu adalah menyangkut aksentuasi nya atau dimana kita meletakkan ketuk awalannya yg terdengar keras. Roll juga bisa tanpa aksentuasi. Istilah single, double, triple dan quaduple juga dipakai untuk menjelaskan SUSUNAN PENJARIAN (fingering)

ARTIKEL DARBUKA MENGURAI KALIMAT RITMIK



Untuk memahami tentang cara menggubah pukulan darbuka menjadi pola pola pukulan yg bermakna musikal, kita memakai istilah bahasa untuk mengurai unsur unsur dalam kalimat ritmik. Unsur terkecil yang merupakan bunyi spesifik dari darbuka kita sebut SILABEL> gabungan dari minimal 3 silabel kita sebut MOTIF> gabungan dari beberapa motif kita sebut FRASA> gabungan dari beberapa frase kita sebut KALIMAT..

contoh:
SILABEL pakai 4 saja DUM, TEK, KA dan SLAP Mari kita rangkai silabel tersebut pertama menjadi:

{dum dum tek}

maka itu disebut motif. Jika motif tersebut kita kembangkan lagi jadi :

{dum dum Tek Teka Tek Slap . . }

ini disebut Frase, jika frase itu dirangkaikan dengan frase baru yg ini:

{dum dum tek teka dum . . . }

maka bunyinya jadi :

[{dum dum Tek Teka Tek Slap . . dum dum Tek Teka dum . . .}]

maka lengkaplah pola tersebut menjadi KALIMAT RITMIK

ket: kalimat tersebut terdiri dari 16 ketuk atau 16 pulsa, tanda titik tetap dihitung sesuai tempo namun tidak dibunyikan

Dalam ilmu bahasa kita mengenal adanya tanda baca dan spasi. Yang tergolong tanda baca antara lain titik dan koma. "Koma" biasa ditandai oleh slap atau tek pada penghujung frase dan jenis frase yg diakhiri dengan dum mengisyaratkan "titik".

Spasi adalah tanda diam, bayangkan jika dalam sebuah tulisan tidak ada spasi, tulisan tersebut akan sulit dimengerti. Prakteknya pada kalimat ritmik yg tidak ada tanda diam cenderung tidak punya makna musikal, mirip seperti org meracau yang bicara tanpa ada juntrungannya.. namun ada pengecualian khusus untuk pemahaman tingkat lanjut bahwa sederetan panjang kalimat ritem bisa saja tanpa tanda diam, namun "tanda diam" terwakili oleh bungkamnya bunyi yg rendah (seperti dum) pada frase ke-3 sebelum frase ke-4 seperti contoh pada sistem "Tala" dalam musik klasik india.

ARTIKEL DARBUKA CARA MEMASANG HEAD/MIKA DARBUKA


CARA MEMASANG HEAD DARBUKA

Head itu kalo sudah terpasang dan di pukul menimbulkan suara seperti "nada" sehingga bisa di stem, prinsipnya dalam melaras darbuka adalah bertujuan untuk menyamakan nada pada setiap sisi lingkar head/mikanya. caranya ada dua macam pertama mengencangkan baut dengan urutan sesuai dengan jarum jam atau sebaliknya. Kedua mengencangkan baut dengan urutan "segitiga ganda" . Disini setiap baut diibaratkan seperti angka pada jam dinding, segitiga ganda itu urutannya sebagai berikut: 12-4-8-6-10-2. Jika baut berjumlah delapan urutannya menjadi 12-6-9-3-10-4-2-8. Yang terpenting dalam proses ini adalah cara mengencangkannya perlahan lahan, setiap baut diputar setengah lingkaran saja sampai headnya kencang. Jika Head nya baru, biasanya baru setengah kencang nadanya sudah tinggi.. disini diperlukan suatu teknik khusus untuk memuaikannya sehingga mikanya bisa diratakan dengan Rim. caranya dengan meletakan handuk yang dilipat dua diatas mika yg sudah terpasang kencang kemudian handuk itu disetrika dengan arah melingkar.. namun harus hati hati karena ketika memuai nadanya akan turun, dikencangkan lagi perlahan, ulangi proses tsb sampai di capai nada yg diinginkan. Alternatif yg lebih aman adalah dengan memakai hairdryer. Cara yang paling riskan adalah memakai hawa panas dari api langsung hanya untik yg sudah berpengalaman, kalau anda oemual sebaiknya "dont try this at home"... jangan sampai gagal karena Head yg sudah memuai tidak akan kembali seperti sedia kala.

ARTIKEL DARBUKA TENTANG FREESTYLE


Sedikit mengulas pemikiran lama tentang seni bahwa seni secara subyektif merupakan ekspresi yang bersifat estetis hasil cipta dan karsa manusia sedangkan secara obyektif seni artinya juga kemahiran dalam membuat sebuah karya.
Apa yang anda lakukan bila anda adalah pemain darbuka  yang cukup berpengalaman, anda tahu banyak teknik, anda tahu banyak referensi, anda sibuk duduk latihan teknik rutin berjam jam setiap hari selama bertahun tahun dan anda jujur bahwa diri anda adalah seorang pecinta darbuka sejati. Anda pastinya cenderung suka dan kecanduan bermain freestyle.
Tentang freestyle itu sendiri adalah merupakan gaya permainan yang didasari oleh prinsip kebebasan berekspresi dan mengandalkan kemahiran berimprovisasi dari pemain yang bersangkutan. Modal seorang "freestyler" adalah diantaranya telah melalui tahap latihan yang cukup sehingga sanggup untuk menguasai secara baik semua jenis teknik permainan. Mempunyai wawasan yang cukup  tentang cara cara berimprovisasi yang menyangkut wawasan tentang unsur waktu dalam musik, penciptaan tema berikut pengolahannya sehingga menghasilkan variasi variasi yang banyak dari tema tersebut dan kemudian kemampuan untuk mengemasnya secara menarik menjadi frase frase dan kalimat ritmik . Semua unsur tersebut dalam prakteknya terapkan secara bersamaan antara satu dengan yang lain, tidak ada kesempaatan berfikir atau ragu, jadi ya tinggal gebuk saja.
Permainan darbuka secara alamiah pada saatnya akan memancing seorang pemain menjadi freestyler sebab basicnya kegunaan darbuka dalam sebuah suguhan musik adalah sebagai penghias atau pemberi ornamentasi dalam irama, darbuka bermain diatas iringan alat musik lain terlebih apabila musik itu ditujukan untuk mengiringi tarian, disitu sudah pasti darbuka akan menjadi alat utamanya yang dominan. Tugas tersebut tidak mudah dan hanya cocok diberikan untuk mereka yang berlatih khusus untuk itu.
Di Indonesia semangat untuk bermain freestyle tergolong masih baru karena sebelumnya keberadaan darbuka di nusantara kebanyakan hanya difungsikan sebagai pengiring saja untuk jenis jenis musik tertentu. Maka seiring dengan semakin luasnya penggunaan internet maka referensi para pemain pun bertambah dari banyaknya tontonan darbuka show di Youtube. Keadaan yg demikian itu membuat suasana kondusif bagi munculnya genre baru dalam musik perkusi yakni Darbuka Freestyle. Gaya baru ini mulai sedikit marak disana sini, khusus nya di jakarta, ada beberapa festival musik islami yang menyuguhkan "darbuka battle" sebagai hiburan.